Diduga Akibat Pembalakan Hutan

BERITA VIDEO: Inilah Misteri Dibalik Bencana Alam Parapat

PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Bencana alam berupa banjir bandang disertai berbagai material, seperti lumpur, batuan, dan pasir yang menimpa Kota Wisata Parapat Sumutera Utara, menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Jumat 15/5/2021.

Dikabarkan oleh berbagai sumber dari lokasi, bahwa peristiwa yang menghebohkan itu terjadi pada Kamis, 13/5, tept pukul 13.00 WIB. Kejadian diketahui saat terjadi hujan lebat, yang mengakibatkan sungai di wilayah pedesaan yang berhulu di perbukitan sekitar meluap karena debit air yang tinggi melebihi daya tampung sungai, yang disertai material, sehingga meluas hingga ke pemukiman penduduk dan sejumlah jalan penting, termasuk jalan lintas Tobasa ke kita Siantar.

Sejak kejadian kemarin, hingga saat ini sejumlah petugas gabungan dari Pemerintah setempat, dinas perhubungan, maupun Kepolisian terus berupaya untuk membantu situasi yang sempat melumpuhkan jalur lalulintas menuju Siantar dan sebaliknya.

Dari kejadian, tampak air bercampur lumpur dan material dengan deras menerjang sejumlah tempat, rumah, toko-toko perbelanjaan, rumah ibadah, kendaraan bermotor, dan fasilitas umum lainnya, sehingga kondisi tersebut menyebabkan masalah sosial yang sangat merugikan lingkungan hidup maupun aktifitas masyarakat.

Diketahui juga,  bahwa dampak bencana banjir Bandang Parapat ini, menyebabkan air danau Toba yang tidak jauh dari lokasi kejadian, menjadi keruh dan penuh sampah serta material, terbawa dari arus aliran air lumpur yang turun dari bukit Bangun Dolok Parapat.

Hingga berita ini dilansir, redaksi memperoleh hasil investigasi dari pihak masyarakat, khususnya Komite Gereja dan Masyarakat (KGM) HKBP. Dalam rilis yang diterima dari sumber yang dapat dipercaya, KGM menyebutkan, bahwa bencana serupa sudah kerap terjadi, dan sangat merugikan semua pihak, baik masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan Hidup.

,"Dari pengamatan dan Investigasi yang kami lakukan bersama dengan mitra kami, bencana ini sangat erat kaitannya dengan aktifitas penebangan hutan di dekat Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, kawasan hutan Sibatu Loting, baik hutan HTI, dan Pemanfaatan hasil hutan, serta aktifitas pertanian, menjadi sumber dari mala petaka ini," tulis KGM dalam rilisnya.

Menurut Komite Geraja dan Masyarakat HKBP, melalui rilisnya, bencana banjir bandang disertai material itu adalah, pertanda buruknya pengelolaan hutan alam dan lingkungan hidup, di Kabupaten Simalungun, dan maraknya deforestasi hutan dari waktu ke waktu, tanpa adanya sistem kontrol yang di aplikasikan dalam mencegah atau mengatasi musibah serupa.

,"Terbukti bencana serupa sudah menjadi rutinitas setiap tahun, bahkan Desember tahun 2018, tahun 2019, dan tahun 2020, hingga tahun 2021 ini, adalah fakta buruknya pengelolaan dan pengawasan dari pihak terkait," tulisnya.

Hingga berita ini di muat, Organisasi Lingkungan Hidup, Walhi Sumutera Utara, melalui Direktur WALHI Sumut, Dana Tarigan, di nomor kontaknya, telah berulang kali dihubungi Redaksi, namun belum menjawab.

Sementara untuk meminta sejauh mana perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Sumut, melalui komisi B yang membidangi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga kini penelusuran belum membuahkan hasil.

Disisi lain, masyarakat setempat saat dikonfirmasi awak media mengatakan, warga disekitar kejadian sangat khawatir dan ketakutan dengan peristiwa yang terjadi.

,"Kami masyarakat ini lah yang akan menjadi korban dari perusahaan dan pihak yang selalu menghancurkan hutan diatas Bukit Bangun Dolok dan Saibatuloting ini, sepertinya Perusahaan yang menebang hutan itu sangat kuat, sampai Negara pun tidak mampu menghentikannya," kata A.S, warga Kota Parapat.

(Fer)

Bagi masyarakat yang memiliki informasi atau mengetahui kejadian/peristiwa dimanapun atau ingin berbagi foto dan video, silakan dikirim ke nomor WA:  0812 6830 5177 - Atau EMAIL redaksi : [email protected].
JANGAN LUPA 
Mohon dilampirkan data pribadi

Komentar Via Facebook :