Waspada Hujan Es

Sepekan ke Depan Indonesia Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

Sepekan ke Depan Indonesia Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

JAKARTA AKTUALDETIK.COM - Sepekan depan, Indonesia akan berpotensi menghadapi cuaca eksterm. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, di Hindia barat Bengkulu, dan di Selat Karimata yang membentuk daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan utara Aceh, dari Sumatra Utara hingga perairan barat Bengkulu, di Selat Karimata bagian utara, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.

Sementara itu pada Senin (23/11) pagi, BMKG mengeluarkan peringatan dini hujan sedang-lebat terjadi di wilayah Jabodetabek.Dan di Lombok Timur, NTB, terjadi hujan es pada Minggu sore. Hujan es itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 15.20 WITA.BMKG menyatakan hujan es yang terjadi di kawasan Montong Gading, Lombok Timur itu akibat pembentukan awan Cumulonimbus.

Berdasarkan laporan warga yang kami terima, benar adanya hujan es di wilayah Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, pada siang menjelang sore tadi," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Levi Ratnasari.

Ia mengatakan dari hasil pantauan citra radar dan satelit, terpantau bahwa liputan awan konvektif, yakni awan Cumulonimbus terpantau di sekitar wilayah terjadinya hujan es.

Levi mengatakan terlihat suhu puncak awan Cumulonimbus terpantau sangat dingin, yakni mencapai kurang dari 80 derajat celcius.Perlu diketahui awan Cumulonimbus atau dikenal dengan awan Cb dapat terbentuk akibat adanya pemanasan yang kuat di permukaan serta udara yang labil di wilayah tersebut.

Levi menambahkan pertumbuhan puncak awan Cb dapat lebih dari enam kilometer, di mana kandungan dari awan Cb dengan suhu puncak awan yang sangat dingin tersebut kurang dari 80 derajat celcius dapat menghasilkan butiran es.

"Butiran es dapat jatuh ke permukaan juga didukung oleh kondisi dari suhu di permukaan di wilayah tersebut, ketika suhu di permukaan atau daratan cukup dingin maka butiran es dari puncak awan Cb tersebut dapat jatuh masih berupa partikel es, sehingga hujan yang di hasilkan berupa butiran es," ujarnya.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut ini: - Aceh - Sumatra Utara - Sumatra Barat - Riau - Kepulauan Riau - Jambi - Bengkulu - Kep. Bangka Belitung - Sumatra Selatan - Lampung - Banten - DKI Jakarta - Jawa Barat - Jawa Tengah - DI Yogyakarta - Jawa Timur - Kalimantan Barat - Kalimantan Tengah - Kalimantan Utara - Kalimantan Timur - Kalimantan Selatan - Gorontalo - Sulawesi Tengah - Sulawesi Tenggara - Sulawesi Selatan - Maluku - Papua Barat - Papua.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Editor : Ishak

Komentar Via Facebook :