Antara Kapitalisme PLN Dan Kesejahteraan Rakyat
Sikap Kapitalisme PLN "Mencekik" Warga, Tokoh Riau Berharap Hadirnya Negara

PLN Wilayah Riau Dan Kepri Pekanbaru
PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Fenomena yang terjadi dimasyarakat kini semakin melahirkan sejuta pertanyaan dihati masyarakat, khususnya di kota Pekanbaru, tatkala menyaksikan kenyataan pahit yang dialami atas lonjakan yang spektakuler pada tagihan PLN.
Berharap pada situasi Pandemi global Virus Corona yang telah menghantam seluruh sendi-sendi kehidupan, akan hadirnya Negara untuk memberikan dukungan materil maupun moril, tak terkecuali skema untuk menggerakkan roda ekonomi yang terpuruk akibat Corona, dimana keadaan masyarakat berada dalam situasi sulit dan lesu, daya beli masyarakat menurun drastis, sejumlah warga menjadi miskin, kelaparan, bahkan seakan tidak merasakan adanya Negara karena tidak tersentuh oleh berbagai bantuan.
Kini muncul tekanan psikologis warga masyarakat yang kian mengganggu dan meresahkan masyarakat ditengah situasi yang serba sulit sehingga dari berbagai kalangan masyarakat kini mulai muncul pertanyaan mengapa ditengah wabah dan ancaman penyakit justru PLN bertindak begitu kapitalis dan seakan tidak perduli terhadap situasi masyarakat ?
Berdasarkan wawancara khusus yang dilakukan oleh awak media aktualdetik.com dengan General Manager ( GM ) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepri (UIWRKR), Daru Tri Tjahjono kemarin diruang kerjanya melalui manager komunikasi perusahaan BUMN itu, Tajuddin, mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada masyarakat akibat lonjakan tagihan PLN tersebut dapat dimaklumi pihaknya.
,"Kami dapat memaklumi apa yang terjadi saat ini dimasyarakat, hal itu juga sudah dibahas baru-baru ini di komisi IV DPRD Riau, dan sudah kami sampaikan apa yang terjadi atas lonjakan itu,"kata Tajuddin.
Menurutnya terkait kejadian atas lonjakan tagihan PLN tersebut adalah akibat peningkatan pemakaian warga atas arus listrik sehubungan semasa PSBB dimana warga masyarakat yang sebelumnya telah meninggalkan rumah sejak pagi hingga siang dan sore hari, namun dalam masa PSBB semua masyarakat tinggal tetap dirumah dan disitulah disebut oleh Tajuddin masyarakat seharian menggunakan listrik.
,"Keberadaan warga yang tinggal tetap dirumah itu, menyebabkan pemakaian arus listrik meningkat, karena tinggal tetap dirumah itu pasti menggunakan peralatan seperti AC, Televisi dan lain-lain, sehingga tagihan yang kami telah perkirakan rata-rata berdasarkan pemakaian 3 bulan sebelumnya menjadi naik,". Urai Tajuddin.
Sementara atas kejadian dan situasi yang terjadi di masyarakat saat ini, pihaknya telah memberikan skema cicilan selama 3 ( tiga ) bulan kedepan, setelah warga membayar tagihan pemakaian riil, ditambah 40% dari kenaikan tagihan lalu sisanya akan dicicil selama tiga bulan. Artinya pembayaran yang harus dilakukan oleh masyarakat tetap mengacu pada kenaikan tagihan yang terjadi hingga 150% dan jauh lebih besar daripada sisa yang harus dicicil selama tiga bulan.
Atas hal ini sejumlah masyarakat dan tokoh masyarakat Riau pun angkat suara dengan berbagai pandangan dan kajian yang berdasarkan keadaan riil dimasyarakat saat ini para tokoh masyarakat ini pun berharap adanya kebijakan pemerintah melalui perusahaan BUMN, yakni PLN untuk memberikan keringanan pembayaran tagihan listrik dimasa-masa peristiwa virus Corona yang telah melanda kehidupan, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR), Datuk Seri Al Azhar dalam pandangannya untuk menyikapi fenomena masyarakat Riau saat ini mengtakan,
,"PLN harus merespon keluhan masyarakat ini, dalam bentuk memberi penjelasan-penjelasan kenapa tagihan itu melonjak? Tentu saja, dasar dan isi penjelasan-penjelasan itu harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak mencari-cari alasan pembenaran. Kalau ada yang menyimpang dari aturan, PLN harus bertanggung jawab mengembalikan kelebihan bayar dari pelanggan," Katanya menjawab pertanyaan aktualdetik.com.
Namun ditegaskan Ali Azhar, kalau tidak ada penyimpangan, maka maraknya keluhan-keluhan pelanggan itu membuktikan PLN belum transparan dan kurang sosialisasi. PLN juga disebutkan terkesan kurang peka terhadap kesusahan masyarakat Riau dalam suasana pandemi Covid-19 ini, dan Itu sangat disayangkan oleh pihaknya, dimana atas kejadian yang telah meresahkan warga masyarakat Riau itu, PLN tampil sebagai perusahaan yang sangat kapitalis.
,"Saya berharap PLN arif merespon keluhan ini, dan menemukan cara terbaik untuk meningkatkan kepercayaan rakyat kepadanya. Harap diingat, PLN itu adalah perusahaan milik negara; misi mereka tidak semata-mata mengejar keuntungan seperti perusahaan swasta murni, tapi juga memiliki misi kesejahteraan sosial. Jangan keluar dari misi kerakyatan itu," pinta Ali Azhar.
Bahkan atas gejolak sosial yang meresahkan warga ini, sejumlah tokoh masyarakat Riau, dari berbagai elemen dan LSM pun telah mengirimkan berbagai pandangan dan tanggapan berdasarkan kajian-kajian tertentu kepada redaksi aktualdetik.com untuk disampaikan melalui pemberitaan-pemberitaan aktualdetik.com, namun berdasarkan keputusan rapat redaksi, pandangan-pandangan tersebut akan dimuat pada judul berikutnya terkait gejolak masyarakat atas kenaikan tagihan listrik PLN.
Feri Sibarani
Komentar Via Facebook :