Warga Minta Jaksa Turun Tangan
Bangun Pasar Pake Dana PISEW, Diduga Ada Penyimpangan di Desa Kampar

Foto: Penampakan Material Kayu Bekas yang digunakan oleh pelaksana kegiatan pembangunan pasar Desa Kampar di kabupaten Kampar Riau
PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Pembangunan Pasar di Desa Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau diduga menyimpang, pasalnya, sebahagian material yang digunakan oleh pelaksana mengguanakan kayu-kayu bekas dan tiang-tiang yang seharusnya dibangun dengan spek tapak gajah, namun hanya cakar ayam.
Informasi ini berhasil di himpun awak media saat melakukan pemantauan ke loksi pekerjaan, tepatnya di Desa Kampar Kabupaten Kampar Riau. Dari penuturan beberapa warga yang berhasil di wawancara awak media ini, mengatakan, diduga kuat ada penyimpangan dalam proses pembangunan pasar yang menggunakan dana kementerian PUPR dengan program PISEW itu.
,"Saya sangat tahu sekali soal spek pembangunan pasar itu pak. Itu seharusnya kayu harus baru, agar terjamin kekuatannya, dan tiang-tiang pasar pun mestinya dibuat dengan konsep tapak gajah, namun kami menduga kuat bahwa tiang-tiang hampir semuanya hanya konsep cakar ayam," terang beberapa Warga.
Atas hal itu, menurut beberapa warga yang tidak bersedia menyebutkan namanya itu, mengatakan, hal itu sengaja dilakukan oleh pihak pelaksana kegiatan karena telah sekongkol dengan kepala Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD), Joni, untuk meraih keuntungan pribadi dari anggaran PISEW yang berjumlah 600 juta rupiah.
,"Kami menduga secara kasat mata saja jika dilihat konstruksi bangunan pasar itu tidak layak. Selain menggunakan kayu bekas dan tiang-tiang tidak dibuat tapak gajah, sehingga kita khawatirkan nantinya akan merugikan keuangan Negara, karena Anggaran tidak digunakan dengan sesuai peruntukan," kata Warga tersebut.
Program PISEW bertujuan untuk menyediakan atau meningkatkan infrastruktur dengan pendekatan partisipasi masyarakat dalam skala kawasan, untuk meningkatkan sosial ekonomi wilayah. Terbangun infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan guna mendorong pengembangan sosial dan ekonomi lokal, berdasarkan potensi atau komoditas unggulan, yang dapat berupa: infrastruktur transportasi, infrastruktur air minum dan sanitasi.
Infrastruktur penunjang produksi pertanian dan industri, infrastruktur peningkatan prasarana pendukung pemasaran pertanian, peternakan, perikanan, industri dan pendukung kegiatan pariwisata.
Meningkatnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Mendayagunakan sumber daya dan tenaga kerja lokal dalam pembangunan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat penyaluran Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) di tengah ketidakpastian perekonomian pada masa Pandemi COVID-19.
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) yang dilakukan Kementerian PUPR diharapkan dapat mendorong perekonomian masyakarat di pedesaan, karena dapat menampung jumlah tenaga kerja lokal.
Berdasarkan penelusuran media ini, Negara melalui instrumen hukum yang tersedia dapat menjatuhkan sanksi hukum bagi siapapun yang terbukti melakukan penyimpangan dalam menggunakan dana PISEW.Belakangan, atas informasi ini, awak media malakukan konfimasi kepada Kapala Badan Kerja Sama Antar Desa, Joni. Menjawab pertanyaan awak media tentang dugaan warga adanya Penyimpangan-penyimpangan dalam pembangunan pasar di Desa Kampar tersebut, Joni pun tidak menampik, tetapi mengakuinya dengan mengatakan penggunaan material kayu bekas itu hanya 2 kubik.
,"Itu benar bang Feri, hanya 2 kubik yang kami gunakan dari kayu bekas. Kami justru bisa membangun jalan semenisasi menuju ke pasar tersebut, agar nantinya warga yang akan belanja dan berdagang tidak terganggu oleh jalan yang rusak," sebut Joni.
Terkait dengan penggunaan kayu-kayu bekas dan tiang-tiang yang dibangun hanya membangun cakar ayam, Joni pun tidak banyak bicara.
Kabarnya, program PISEW ini sudah kedua kalinya dilakukan di Desa Kampar Kabupaten Kampar Riau. Setiap kecamatan menerima anggaran pembangunan konstruksi fisik dengan pagu sebesar Rp. 1,2 milyar per kecamatan yang bersumber dari APBN.
,"Dua tahun berturu-turut pisew di Desa kita kanda. Yang terakhir ini yang fatal pengerjaanya,,,,,kayu seharusnya kayu baru di jadikan dari kayu bekas pembukaan los pasar,,,tapak tiang seharusnya tapak gajah semua di buat cakar ayam, satu los itu cuma 4 tiang tapak gajah selebihnya cakar ayam dan los yang di bangun 5 los," pungkas warga.
(Feri)
Bagi masyarakat yang memiliki informasi atau mengetahui kejadian/peristiwa dimanapun atau ingin berbagi foto dan video, silakan dikirim ke nomor WA: 0812 6830 5177 - Atau EMAIL redaksi : [email protected].
JANGAN LUPA
Mohon dilampirkan data pribadi
Komentar Via Facebook :