Pendidikan Karakter di Masa Pandemi
Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Puasa Ramadhan Di Tengah Pandemi Covid-19
Aunur Rofiq,S.Ag Guru Pendidikan Agama.Islam SMA Negeri 4 Semarang
SEMARANG AKTUALDETIK.COM - Alhamdulillah kita sudah berada bulan suci Ramadhan tahun 1443 Hijriah, sebuah bulan yang dimaknai sebagai bulan yang penuh Rahmat dan Magfiroh dari Allah SWT. Bulan dimana diwajiban bagi setiap muslim-muslimat untuk melaksanakan rukun Islam yang ke empat, yaitu puasa (shiyam) di bulan suci Ramadhan selama sebulan penuh.
Makna puasa adalah sebagai upaya dari setiap muslim -muslimat yang menjalankannya untuk menahan makan dan minum, berkata bohong serta berhubungan suami-istri dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Sebenarnya, secara hakiki puasa dimaknai sebagai upaya setiap muslim sebagai refleksi ketaatannya dengan cara menahan dari segala hawa nafsu yang berkecamuk dalam setiap dirinya. Bulan suci Ramadhan yang dihadapi saat ini, berbeda dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, Ramadhan diwarnai dengan pandemi Covid-19 yang belum tahu pasti kapan berakhirnya. Maraknya pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2019 (439 H) hingga memasuki bulan Ramadhan ini 2022 (1443), melahirkan berbagai pembatasan aktivitas diberbagai ranah kehidupan masyarakat. Pembatasan mengarah pula terhadap berbagai aktivitas ritual keagamaan dari setiap pemeluknya.
Bulan Ramadhan yang diwarnai dengan maraknya pandemi Covid-19 ini mengubah pula pola implementasi pendidikan pada seluruh satuan tingkat pendidikan. Semua satuan tingkat pendidikan sejak PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi, mau tidak mau harus melanjutkan program pembelajaran dari tatap muka langsung yang selama beberapa bulan terakhir dengan pola pembelajaran jarak jauh.
Pada bulan Ramadhan ini, seluruh satuan pendidikan harus tetap mengimplementasikan pola pembelajaran baik menggunakan moda daring (dalam jaringan), maupun luring (luar jaringan).
Pembelajaran yang sebelum pandemi Covid-19 ini dilaksanakan dengan komunikasi langsung dan berinteraksi di antara elemen pendidikan, menjadi sebuah situasi yang dilarang untuk dilaksanakan.
Satuan tingkat pendidikan yang selama beberapa tahun ke belakang selalu riuh dengan hiruk-pikuk dari seluruh unsur elemen pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran, telah menguap dan hilang begitu saja. Satuan tingkat pendidikan menjadi begitu senyap dengan canda tawa dan senda gurau dari setiap peserta didik, pendidik, dan elemen pendidikan lainnya. Padahal, pada hari-hari normal biasanya keriuhan mewarnai dinamika kehidupan di setiap satuan tingkat pendidikan.
Bahkan, di bulan suci Ramadhan yang biasa diwarnai dengan keberadaan peserta didik dengan nuansa Islami karena mereka mengikuti berbagai kegiatan keagamaan seperti pesantri kilat, tadarus Al-Qur’an dan berbagai jenis keagamaan lainnya dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan. Namun kegiatan semacam itu telah berubah gaungnya. Aktivitas peserta didik sudah digantikan dengan kesuntukan memandang komputer atau android (Gaget) yang menjadi media pembelajaran melalui moda daring. Kalau tidak, mereka jenuh dengan bahan bacaan dan tugas yang diberikan guru masing-masing melalui moda luring.
Penguatan Karakter Siswa saat Ramadhan
Tugas guru saat memasuki bulan Ramadhan tidak bisa dikesampingkan begitunsaja, sekalipun terjadi perubahan model dalam pola pembalajaran di seluruh sekolah. Bulan Ramadhan harus tetap diisi dengan upaya membelajarkan seluruh siswa baik tatap muka ataupun melalui pembelajaran jarak jauh, baik dengan moda daring ataupun luring.
Bulan Ramadhan dalam suasana pandemi Covid-19 harus tetap diisi dengan penuh semangat untuk tetap menstimulasi siswa agar melaksanakan pembelajaran, sehingga tidak ada waktu kosong dari pembelajaran sekalipun dalam suasana puasa bulan Ramadhan.
Dalam wilayah kebijakan pendidikan, seluruh sekolah didorong untuk mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter, gerakan literasi, dan penyiapan kompetensi pemecahan masalah rumit/kompleks. Ketiga kebijakan tersebut merupakan upaya untuk menyiapkan kepemilikan kompetensi abad 21 dari seluruh siswa. Dari ketiga kebijakan tersebut langkah yang dapat dilakukan dalam suasana bulan Ramadhan ini adalah mendorong untuk mewujudkan pendidikan karakter pada seluruh siswa melalui pendidikan keagamaan.
Penguatan pendidikan karakter dimaknai sebagai tanggung jawab sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi penguatan karakter mengarah pada lima nilai utama, yaitu: religioitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.
Penguatan karakter siswa akan dapat terlaksanakan dengan baik apabila ketiga elemem pendidikan yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat yang biasa disebut tripusat pendidikan tersebut membangun sinergitas gerak dan langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi untuk merealisasikan tripusat pendidikan di antaranya membangun komunikasi yang harmonis, peningkatan partisipasi, serta pemberdayaan di antara tripusat pendidikan tersebut.
Dari paparan di atas, jelas sekali perlunya dibangun kerja sama yang baik antara tingkat satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat sehingga ikhtiar penguatan pendidikan karakter siswa dapat terlaksanakan dengan baik. Berharap,momet bulan suci Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 inilah yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh sekolah untuk membangun sinergitas dengan para orang tua siswa dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter.
Implementasi penguatan karakter ini bisa disinergiskan dengan program siswa dalam mengisi bulan Ramadhan yang diisi dengan program pesentren kilat,tadarus Al-Quran, pengumpulan ZIS, Sholat Dhuha, kajian ke-Islaman serta kegiatan keagamaan lainya.
Kegiatan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan mengarah pada pendidikan pembentukan karakter religiositas.
Pada kondisi demikian, diharapkan siswa dapat memperbanyak amalan kebaikan dalam mengisi kegiatan puasa pada bulan Ramadhan. Ikhtiar untuk mewujudkan pendidikan penguatan karakter pada siswa dalam nuansa bulan Ramadhan ini tidak bisa berjalan dengan baik,maka perlu adanya kolaborasi antara sekolah, Komite sekolah dan peran serta orang tua.
Simpulan
Bahwa keberhasilan program pendidikan pada tingkat satuan pendidikan tidak bisa dibebankan sekolah itu sendiri, tetapi harus dibangun kebersamaan di antara tripusat pendidikan. Realitas tersebut semakin nampak ketika ada pembatasan aktivitas di sekolah yang melahirkan pola pembelajaran jarak jauh.
Akhirnya, keberhasilan implementasi penguatan pendidikan karakter pada bulan suci Ramadhan yang di tengah pandemi Covid-19 ini akan terwujud bila terbangunnya komunikasi intensif antara sekolah komite sekolah dan dengan dukungan seluruh orang tua siswa. Karena itu, marilah kita implementasi penguatan pendidikan karakter siswa melalui nilai-nilai puasa di bulan suciu Ramadha.
Semarang, April 2022
Aunur Rofiq, S.Ag
GPAI SMA Negeri 4 Semarang
dan Waka Kesiswaan



Komentar Via Facebook :