BTN Pekanbaru Disebut Tidak Profesional
KPR Lunas, BTN Pekanbaru Tidak Berikan Sertifikat, Diminta Presiden Pecat Erik Tohir Dan Kepala OJK

Foto: Penampakan Suasana Lobby Bank BTN
PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Sabam Gultom, seorang warga Kota Pekanbaru, yang kini pindah ke Sumatera Utara, terpaksa angkat bicara, karena haknya, yaitu sertifikat rumah, sudah 5 tahun belum diserahkan oleh BTN Cabang Pekanbaru, usai pelunasan KPR miliknya pada tahun 2017 lalu. 14/05/2023.
, "Saya minta menteri BUMN, Erick Tohir, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Riau, tahu malu sedikit, apakah tidak mengetahui kelakuan Bank BTN ini, yang sudah sangat mengecewakan dan merugikan kami selaku nasabah KPR yang sudah puluhan tahun mencicil kredit, namun setelah lunas, sertifikat kami pun tidak tahu dimana? Ada apa ini pak Menteri??," Tanya Sabam penuh kekecewaan.
Dari informasi yang berhasil di himpun awak media ini, ternyata perihal yang di alami oleh Sabam Gultom, banyak di alami oleh nasabah BTN lainya, yang telah selesai melunasi KPR nya, namun saat nasabah memohon sertifikat rumahnya kepada BTN Cabang kota Pekanbaru, justru dijawab belum di pecah suratnya.
, "coba banyangkan pak, rumah saya, sudah lunas tahun 2017, sejak tahun 2008 lalu saya kredit, tetapi sampai sekarang, BTN cabang Pekanbaru tidak bertanggungjawab, pernah dijanjikan januari tahun 2021 lalu akan diserahkan, ternyata hanya janji palsu. Bahkan di perumahan tempat saya kredit itu, banyak juga warga yang sudah lunas KPR nya, tapi tidak bisa menjual rumahnya, karena surat tidak diberikan oleh BTN, ini benar-benar merugikan masyarakat, dan ini saya kira sudah melanggar aturan perbankan di Republik ini," Tambah Sabam.
Menurut Sabam, melihat kelakuan BTN Cabang Pekanbaru ini, saya minta menteri BUMN Eric Tohir segera dipecat presiden RI Joko Widodo, demikian juga Kepala OJK pusat maupun Riau, karena tidak becus mengawasi apa yang menjadi tugasnya, sehingga kerugian ini menjadi derita masyarakat. Dijelaskan Sabam, jika Menteri BUMN dan OJK bekerja secara profesional dan bertanggung jawab, pasti kejadian-kejadian seperti yang dirasakannya tidak akan terjadi.
, "BTN Cabang Pekanbaru ini benar-benar tidak profesional sebagai Bank, apalagi Bank BUMN, seyogyanya, dapat menjadi contoh untuk Bank-bank lainnya. Yang paling mengecewakan sata adalah, saat saya pertanyakan surat rumah saya, jawabannya tidak ada yang jelas, justru saya "di bola-bola" kesana kemari, dan dijanjikan akan diberikan ternyata bohong, lalu terakhir di akui, bahwa surat belum dilakukan pemecahan, sementara semua dokumen penting lainnya sudah saya diterima, tapi sertifikat tidak jelas rimbahnya sampai sekarang sudah 5 tahun saya lunasi, " Ungkap Sabam.
Dari informasi yang yang berhasil di terima awak media ini, dari keterangan Sabam Gultom, terkesan dan terlihat bahwa Bank BTN cabang Pekanbaru tidak profesional, dan tidak bertanggung jawab terhadap nasabahnya. Sementara berdasarkan aturannya, apabila debitur memenuhi prestasi atau melunasi kredit sesuai perjanjian pokok yang telah disepakati, maka sertifikat hak atas tanah sudah seharusnya dikembalikan kepada debitur dan dilakukan pencoretan catatan hak tanggungan atas hapusnya hak tanggungan akibat hapusnya hutang sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (1) jo. Pasal 18 ayat (1) huruf a UUHT.
Masih dari keterangan Sabam Gultom, disebutkan, dokumen-dokumen lainya, seperti Akta kuasa memasang hak, izin mendirikan bangunan, perjanjian kredit, akta jual beli, surat kuasa memasang hak tanggungan dan akte pembebanan hak tanggungan semuanya sudah diterima oleh Sabam Parullian Gultom, pada Desember 2021 lalu, namun sertifikat hak miliknya, justru tidak diketahui dimana pastinya.
, "Dalam keterangan bukti tanda terima dokumen yang saya terima itu, semua surat-surat penting sudah diserahkan ke saya, hanya sertifikat itu lah yang tidak bisa ditunjukkan BTN cabang Pekanbaru, dan itu pun keterangan nya hanya dicatat pakai pena di bawah keterangan bukti serah terima dokumen itu, sehingga keterangan terkait sertifikat yang tidak bisa di tunjukkan itu saya duga tidak valid, atau tidak resmi dari pusat BTN,"Katanya.
Mengakhiri keterangannya, Sabam mengatakan, sangat kecewa terhadap BTN cabang Pekanbaru, dan meminta Presiden RI Jokowi agar memecat pimpinan pusat BTN, Kepala cabang BTN Pekanbaru, Menteri BUMN Eric Tohir dan kepala OJK, karena di nilai tidak bekerja dengan maksimal, khususnya pengawasan, dan akhirnya masyarakat bawah menjadi dirugikan, karena sejatinya, sertifikat dapat digunakan sebagai sumber permodalan untuk kegiatan ekonomi, tapi akhirnya tidak bisa, semua karena ulah BTN cabang Pekanbaru.
, "Saya mohon kepada Presiden RI Joko Widodo, agar mengaudit Bank BTN secara serius, saya menduga jangan-jangan ada MAFIA di BTN ini, seperti yang terjadi di kementerian keuangan, mohon dibentuk tim audit independen yang profesional, dan tidak ada konflik kepentingan, agar aset BUMN Indonesia bisa sehat seperti yang diharapkan, dan masyarakat dapat sejahtera seperti yang amanatkan UUD 1945," Tutupnya.
Atas informasi ini, Redaksi aktualdetik.com telah melakukan konfirmasi tertulis kepada pimpinan BTN Cabang Pekanbaru, yang diterima oleh sekretaris BTN cabang Pekanbaru, Sri Sundari. Namun hingga berita ini dimuat, BTN cabang Pekanbaru hanya memberikan informasi kepada Redaksi aktualdetik.com, bahwa pihaknya akan memberikan tanggapan dari pusat BTN, dengan tanpa menyebutkan waktu yang dimaksud.
Sumber: SG
Penulis: FS
Editor: Red
Komentar Via Facebook :