Banyak Anak Muda Dari Pelosok Nusantara Menimba Ilmu di Kampus Kota Malang

Kaum Milenial Kejar "Ken Dedes" di Malang

Kaum Milenial Kejar "Ken Dedes" di Malang

Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang Saat Kegiatan di Auditorium Widyaloka

JAWA TIMUR AKTUALDETIK.COM

Kisah Ken Dedes bukan sekadar tentang kecantikan yang bersinar-sinar, bukan pula tentang perebutan kekuasaan, atau tentang karma yang menjadi nyata. Lebih jauh dari itu, Ken Dedes mewariskan pelajaran kehidupan. Sungguh, Ken Dedes adalah Pradnjaparamita, Sang Dewi Ilmu Pengetahuan. Tak heran, kaum milenial pun mengejar ”Ken Dedes” ke Malang.

Seperti diberitakan dari artikel media massa interaktif.kompas.id, Ibarat Ken Arok yang mengejar Ken Dedes, anak-anak muda dari berbagai pelosok Nusantara pun mengejar ”Ken Dedes” hingga Malang. Mereka menimba ilmu di puluhan kampus di Kota Malang. Jumlah pelajar milenial itu pun terus naik dari tahun ke tahun. Jika tidak ada pembatasan dari kampus, bisa jadi jumlahnya akan terus naik dari waktu ke waktu.

Di Universitas Brawijaya (UB), misalnya, dari tahun ke tahun, jumlah mahasiswa asal luar Jawa Timur terus naik. ”Antusiasme masyarakat untuk kuliah di UB memang terus tinggi dari tahun ke tahun. Bisa jadi karena mereka melihat beberapa kelebihan di UB, misalnya kualitas pendidikannya bagus, iklimnya bagus, dan harga makanan masih murah,” ujar Kepala Bagian Perencanaan, Akademik, dan Kerja Sama UB Heri Prawoto Widodo.

Salah satu kelebihan UB, misalnya, menurut Heri, UB memiliki pusat studi bagus seperti Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) yang tidak dimiliki kampus lain. Adanya PSLD membuat UB menjadi kampus dengan layanan terbaik bagi mahasiswa disabilitas.

Bisa jadi, menurut dia, hal itu menjadi pertimbangan mahasiswa dari luar Jawa Timur memilih belajar ke UB.

”Setiap tahun, saya diundang ke Jakarta oleh sebuah lembaga kursus untuk mempromosikan UB di hadapan orangtua siswa,” kata Heri.

UB hanya salah satu kampus penerima mahasiswa setiap tahun. Laman Pemerintah Kota Malang mencatat, setidaknya ada 60-an perguruan tinggi di Kota Malang, terdiri dari universitas negeri, universitas swasta, politeknik, sekolah tinggi, akademi, dan institut.

”Saya dulu memilih kuliah di luar kota sebenarnya hanya ingin belajar mandiri. Ingin belajar hidup lepas dari orangtua. Sebab, sejak SD hingga SMA saya hidup bersama keluarga terus. Lalu, saat kuliah, saya ingin belajar mengurusi hidup sendiri, jauh dari orangtua. Pilihannya, ya, ke Malang ini,” tutur Daffa Anzunatama (20), mahasiswa Jurusan Teknik Industri UB.

Menurut Daffa, dirinya memilih Kota Malang karena salah satunya cuaca di Malang dinilai nyaman.

”Di sini cuacanya lebih nyaman daripada kota besar seperti Jakarta. Mirip-mirip Bandung. Yang jelas, di sini juga banyak tempat wisata sehingga kalau saya mau main dengan teman-teman lebih gampang,” kata mahasiswa asal Bandung itu.

Selain itu, Daffa mempertimbangkan tipikal masyarakat Malang yang masih ramah. Hal itu, menurut dia, membuat hidup jauh dari orangtua terasa lebih nyaman.

 

 

Komentar Via Facebook :