Polemik Guru Honor Dan Kepala Sekolah

Kisah Sedih Seorang Guru Honor SD 84 Pekanbaru

Kisah Sedih Seorang Guru Honor SD 84 Pekanbaru

Herlina Dan Kepala Sekolah SD Negeri 84 Pekanbaru

PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Seorang oknum guru honorer, Herlina Harahap, yang telah mengabdi lebih dari 10 tahun, menceritakan kisah sedihnya di tempat dirinya mengajar, yakni di Sekolah Dasar ( SD) 84 Pekanbaru. Kisah itu pun disampaikannya kepada awak media ini baru-baru ini disebuah tempat di kota pekanbaru, dengan harapan agar pemerintah, khususnya walikota Pekanbaru, Dr. Firdaus, ST., MT  mengetahui apa yang dialami oleh tenaga guru honorer. 

Sebagaimana disampaikan oleh Herlina, pengalaman yang dirasakan olehnya berawal dari dirinya pada bulan Maret 2020 lalu mengaku tidak menerima gajinya, konon situasi saat itu adalah sedang darurat kesehatan Nasional karena pandemi virus corona ( covid - 19 ), tetapi Herlina yang setiap bulannya mengharap gaji dari sekolah tempat dia mengabdi lebih dari 10 tahun itu sempat terjadi kesalahpahaman dengan kepala sekolah.

,"Saya tanya kepada kepala sekolah, apakah guru-guru yang tidak punya NUPTK boleh diberikan gajinya? dan apakah yang punya NUPTK tapi belum sarjana juga boleh gajinya diberikan? namun dijawab kepala sekolah, tidak boleh," lanjut Lina.

Sementara menurut Herlina yang dibarengi linangan air mata kepada awak media ini menjelaskan bahwa dirinya sudah mengetahui sebelumnya, bahwa gaji guru-guru lainya sudah diberikan.

,"Padahal guru yang saya tanyakan itu gaji nya sudah di berikan oleh bendahara sebelum saya pertanyakan kepada kepsek," kata Herlina.

Hal yang menjadi polemik tentang yang dialami oleh Herlina adalah, manakala terkait semua yang dia alami akhirnya terdengar hingga kepada Dr. Tuti Khairani selaku ketua bidang diklat Assosiasi Ilmuan Administrasi Negara Indonesia (AsIAN) dan Srikandi FKBNI dan Ketua DPW Forum Komunitas Bela Nusantara Indonesia (FKBNI) Propinsi Riau. Tuti Khairani akhirnya melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah SD 84 Pekanbaru.

,"pada saat itu ketika saya tanyakan beberapa hal terkait pengggunaan dana BOS, pembagian gaji guru honorer, kepala sekolah pun banyak menjelaskan makanya makin terbongkar, namun akhirnya ia kewalahan dari argument saya dan segera menyuruh kawan-kawan guru untuk keluar seperti ketakutan jadinya, sehingga seorang guru lain pun turut menjawab saya,," Kata Tuti saat si wawancara awak media.

Menurut Tuti yang juga menjabat sebagai ketua bidang diklat Assosiasi Ilmuan Administrasi Negara Indonesia (AsIAN) dan Srikandi FKBNI dan Ketua DPW Forum Komunitas Bela Nusantara Indonesia (FKBNI) Propinsi Riau, soal pemecatan Herlina dari status sebagai guru honorer harus dapat dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah SD Negeri 84 Pekanbaru kepada publik.

Menurut Herlina, awal kesedihan yang dia rasakan dari kepala sekolah SD 84 Pekanbaru itu adalah tatkala adanya perlakuan yang tidak lazim diterimanya dari kepala sekolah, dimana dirinya tidak lagi diberikan tugas mengajar, seperti dihindari dalam rapat-rapat, bahkan Herlina mengaku pernah disuruh keluar dari ruang rapat oleh kepala sekolah dan rekan-rekan guru lainya.

, "sejak itu saya sudah tidak dihargai lagi di sekolah, saya tidak diberikan tugas mengajar, dalam rapat saya disuruh keluar, dan bahkan saya disuruh istrahat dirumah hingga sekarang, saya juga merasa terancam di sekolah,"Kata Herlina mengenang.

Atas informasi yang disampaikan oleh Herlina tersebut, awak media ini pun melakukan konfirmasi kepada Kepala sekolah SD Negeri 84 Pekanbaru, H. Basariah. T, baru-baru ini, dan menjawab pertanyaan awak media, Basaria mengatakan dirinya selaku kepala sekolah sangat menyayangkan pernyataan Herlina.

,"Saya selaku kepala sekolah pertama-pertama hanya memberikan bentuk pembinaan kepada bawahan saya, dan itu ada aturannya, terkait masalah gaji Herlina yang disebut belum kami berikan, itu tidak benar, dan silakan ditanyakan kepada bendahara sekolah, apakah saya pernah menahan gaji honor atau tidak, silakan ditanyakan biar jelas, dan semua ada bukti tentang pemberian gaji Herlina," kata Kepala Sekolah SD 84 Pekanbaru ini.

Menurut Basariah, dirinya justru selaku kepala sekolah sangat perhatian terhadap seluruh tenaga pengajar di sekolah yang dipimpinnya, bahkan dikatakan Herlina, dirinya terbukti telah berusaha untuk menaikkan gaji Guru Honor sebesar satu juta rupiah sejak bulan Januari 2020.

,"Boleh ditanya ke sekolah pak, bagiamana saya dengan guru-guru disana, saya dengan Herlina sangat baik selama ini, dia saya perlakuan seperti anak dengan ibu, sebagai atasan ya, saya ini sebagai pembina, yang terus memberikan arahan kepada Herlina agar semua masalah internal sekolah diselesaikan melalui mekanisme di internal," lanjut Basaria.

Basaria kembali menegaskan kepada awak media ini, bahwa dirinya selaku kepala sekolah tidak menginginkan Herlina keluar dari sekolah, apalagi berhenti mengajar, bahkan ia selalu berkomitmen untuk memberikan perhatian, dukungan, dan mendorong para tenaga pengajar di SD negeri 84 Pekanbaru agar meningkatkan kemampuan masing-masing dalam mengajar.

,"Sungguh saya sangat tidak menyangka Herlina Langsung bersikap begini, soal ijazah sarjana itu memang harus disesuaikan, agar tidak menjadi masalah nantinya, dan saya membina dan mendorong Herlina untuk menyelesaikan kuliahnya agar menjadi sarjana penuh, karena itu juga bermanfaat bagi dia nantinya jika ada pengangkatan," pungkas Basaria.

Feri sibarani

Komentar Via Facebook :