Dua Jenderal TNI Saling Komentar

Ngeri, Dua Mantan Panglima TNI "Berhadapan"

Ngeri, Dua Mantan Panglima TNI "Berhadapan"

Para Mantan Panglima TNI Saling Komentar

JAKARTA AKTUALDETIK.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal Muldoko baru-baru ini menunjukkan sikapnya terhadap kisruh tentang kemunculan sebuah kelompok atau Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang belakangan mendapatkan reaksi penolakan diberbagai wilayah, sehingga menjadi berita terhangat dan cukup menggoncang suhu perpolitikan di Tanah Air.

Belakangan puncaknya dikabarkan saat kelompok tersebut yang di dalamnya ada mantan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan sejumlah purnawirawan TNI lainya hendak melakukan tabur bunga ke makam pahlawan (TMP) Kalibata mendapatkan reaksi penolakan dari kelompok mahasiswa, yang kemudian mendapat perlawanan dari massa purnawirawan tersebut, sehingga hal itu spontan memicu suhu politik di Tanah Air.

Lama tak terdengar suaranya, mendadak Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko bicara lantang mengingatkan keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Munculnya kembali Moeldoko bisa jadi merupakan salah satu strategi mengadu dua jenderal yang pernah menjadi Panglima TNI.

Gerakan KAMI memang diinisiasi Din Syamsuddin hingga Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang dinilai Istana merupakan sekelompok orang yang punya kepentingan.

"Mereka itu bentuknya hanya sekumpulan kepentingan. Silakan saja, tidak ada yang melarang. Kalau gagasannya bagus, kami ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungannya," tegas Moeldoko dalam keterangannya, Kamis (1/10).

Moeldoko mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada muncul bentuk serupa KAMI lagi. Dia menilai hal itu tak perlu direspons berlebihan selagi hanya berupa gagasan.

Namun, mantan Panglima TNI ini memberi peringatan dan menegaskan agar jangan sampai KAMI mengganggu stabilitas politik.

"Jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada risikonya," ungkapnya.

Dia juga mengatakan punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas. Pemerintah siap mengambil langkah bila stabilitas politik terganggu oleh KAMI.

"Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali, negara punya kalkulasi. Untuk itu, ada hitung-hitungannya," tegas Moeldoko.

Sementara itu, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) bukanlah alat politik untuk membidik Pilpres 2024.

"Boleh-boleh saja kalau menyangka KAMI saya gunakan untuk nyapres. Namanya juga politikus pasti dikaitkan dengan politik. Saya hargai itu," jelas Gatot.

Gatot menegaskan hal tersebut di kediaman salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang, Rabu (30/9).

Bagi Gatot, mereka yang mengkritik dirinya, berarti telah mendengarkannya baik-baik. Gatot juga mengingatkan para kritikus untuk berpikir lebih jauh agar bisa lebih paham.

Selain itu, Gatot juga menanggapi pertanyaan wartawan saat ditanya perihal dukungan dan doa para ulama yang menginginkan dirinya menjadi presiden.

"Saya yakin para ulama mendoakan saya menjadi presiden dan juga berdoa juga untuk menyelamatkan bangsa ini," kata Gatot.

Gatot juga menyatakan bahwa KAMI adalah organisasi moral dan tidak akan berubah jadi partai politik.

Bahkan dirinya juga menyatakan akan keluar jika organisasi tersebut berubah jadi partai.

Gatot menyebut organisasi yang didirikannya bersama Din Syamsuddin itu cepat berkembang, meski baru berdiri selama dua bulan karena adanya peran masyarakat.

Dirinya tak mau membohongi masyarakat dengan mengubah KAMI menjadi partai politik, karena organisasi tersebut memang tidak diniatkan untuk menjadi partai.

Editor : Feri Sibarani
Sumber : Media Online

Bagi masyarakat yang memiliki informasi atau mengetahui kejadian/peristiwa dimanapun atau ingin berbagi foto dan video, silakan dikirim ke nomor WA:  0812 6830 5177 - Atau EMAIL redaksi : [email protected].
JANGAN LUPA 
Mohon dilampirkan data pribadi pengirim.,

Komentar Via Facebook :