Ibu Pertiwi Tersenyum
Berita Video: Penghinamu Merasa Seakan Mereka Paling Tau Segalanya, Tetapi Engkau Diam Bahagia
https://www.youtube.com/embed/JdTcHyx760E
Kolom Opini
Oleh: Feri Sibarani
AKTUALDETIK.COM - Tidak cukup waktu bagi siapapun yang ingin mengenang dan menghitung jauhnya dan luasnya wawasan berfikir seorang Kang Dedy Mulyadi (KDM) Gubernur Jawa Barat dalam mewujudkan suatu kepemimpinan yang pendekatan totalitas kemanusiaan, religius sejati tanpa membedakan warna kulit, bahasa, suku dan agama rakyatnya.
Dimata seorang Dedy Mulyadi, memimpin berati harus totalitas menjadi pelayan masyarakat secara tulus dan murni tanpa menyelipkan sedikitpun kepentingan politik atau pribadinya. Merubah masalah menjadi indah dan penuh makna yang dalam merupakan gaya Gubernur Jawa Barat, Kang Dedy Mulyadi (KDM) sebagai caranya untuk membuka kembali tabir pemikiran manusia yang telah lama terkubur oleh ketamakan, keserakahan dan gila kekuasaan serta kemunafikan.
Betapa tidak, saat dirinya melihat permasalahan besar bagi anak-anak generasi Jawa Barat, karena telah lama terbelenggu oleh suatu hidup yang tanpa arah dan mabuk dalam lautan kekacauan hidup dan tanpa arah, namun Dedy Mulyadi akhirnya membuahkan kristal pemikiran dari buah perenungan di pematang sawah yang sunyi sepi tiada berirama.
Akhirnya suara sang Ilahi yang lembut menuntunnya untuk merangkul anak-anak yang tanpa harapan itu ke barak militer TNI untuk mendapatkan siraman air suci kebanaran dan pembinaan mental dan kejiwaan seperti seorang prajurit yang hidup tanpa pilihan lain, kecuali mengabdi kepada ibu dan ayahnya serta ibu pertiwi tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.
Walupun kebaikan, dan ketulusan yang tiada taranya tiada henti di hembuskan oleh seorang KDM, namun dunia dengan segala sifat jeleknya turut berkontribusi untuk melecehkan dan merendahkan serta menghinakan apa yang sesungguhnya didapatkan oleh KDM dari suara suci hati sanubarinya yaitu membawa dan merebut kembali anak-anak Jawa Barat dari genggaman kesia-siaan hidup menuju hidup yang berarti dan penuh harapan.
Kini bukan sekedar manusia yang menyaksikan tuaian kebaikan itu, melainkan, segala makhluk hidup, burung-burung di udara, semut yang berbaris, awan-awan dan segala bintang-bintang pun turut menari dan tersenyum melihat tawa sumringah dari setiap rawut wajah anak-anak dan keluarganya.
Semua terharu, semua bahagia tiada terkatakan, semuanya gembira dan terharu bercampur tetesan demi tetesan air mata dan kebahagiaan membanjiri setiap sudut mata orang tua anak-anak dan setiap mata yang memandang, namun Kang Dedy Mulyadi cukup diam dan hanya sesekali melihat perubahan anak-anak yang adalah merupakan lebih berharga baginya daripada sebongkah berlian dan mutiara.
KDM tidak butuh pujian, dan KDM tidak ada tempat untuk dendam pada siapapun yang menghinanya dan meragukannya. Sungguh KDM adalah pancaran kebenaran sejati dan gambaran kemanusiaan yang manusiawi, bukan kegilaan keagamaan yang dibungkus oleh kesucian palsu dan penuh kemunafikan.
Komentar Via Facebook :