Harapan Indonesia Untuk Sejahtera

Badai Telah Berlalu Cahaya Gibran pun Bersinar

Badai Telah Berlalu Cahaya Gibran pun Bersinar

Foto Ketua Umum Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (PPDI), Feri Sibarani, S.H, M.H, CCDE, CLDSI

Badai Telah Berlalu

“Cahaya” Gibran pun Bersinar

 

Oleh: Feri Sibarani, S.H., M.H, CCDE, CLDSI

Ketua Umum, Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (PPDI) 

AKTUALDETIK.COM – Badai boleh datang menerpa, tetapi semangat perjuangan untuk Ibu Pertiwi tetap membara. Kalimat itulah yang paling relevan menggambarkan perjalanan politik Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Sosok muda yang memilih mengabdikan diri di pusaran politik Indonesia ini sempat diterpa berbagai gelombang kritik, serangan, bahkan isu pemakzulan. Namun kini, badai itu telah berlalu, meninggalkan puing-puing yang justru memperlihatkan kilau emas dan berlian.

Fenomena ini memperlihatkan bahwa serangan tanpa dasar, meski begitu keras, tak akan mampu meruntuhkan semangat seorang pemimpin muda yang berpegang pada nilai adab. Sikap Gibran dalam menghadapi gempuran politik layaknya pendekar: tidak cengeng, tidak mencari perlindungan, tidak sibuk membela diri. Ia memilih menghadapi semuanya dengan tatapan seorang kesatria yang yakin bahwa kebenaran pasti akan muncul sebagai pemenang.

Kekuatan Bertahan di Tengah Badai

Publik mencatat bagaimana sejak awal terpilihnya sebagai Wakil Presiden dengan dukungan lebih dari 60% rakyat Indonesia, Gibran sudah dihadapkan pada ujian besar. Serangan datang bertubi-tubi, bahkan isu pemakzulan pun mencuat. Namun, badai itu tak menggoyahkan sikapnya. Justru, ia tetap fokus pada janji dan sumpahnya: mengabdikan diri untuk rakyat, mendengar jeritan mereka, dan mencarikan solusi nyata untuk kesejahteraan bangsa.

Bagi Gibran, waktu tidak boleh dihabiskan untuk sekadar menjawab tudingan. Setiap menit berharga harus dipakai untuk hadir di tengah rakyat: di pelosok timur Indonesia, di perbatasan barat, di pasar, di sawah, bahkan di kolong jembatan. Sebab dari sanalah realitas penderitaan rakyat terlihat jelas, dan dari sanalah solusi sejati lahir.

Cahaya Kebenaran Mulai Bersinar

Kini badai itu mulai mereda. Fakta politik pun menunjukkan demikian. Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, mengaku belum pernah melihat surat pemakzulan yang diajukan Forum Purnawirawan TNI. Pimpinan DPR lainnya, termasuk Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad, juga memilih untuk tidak memberi tanggapan serius. Begitu pula Ketua MPR, Ahmad Muzani, yang belum pernah membahasnya lebih jauh. Isu pemakzulan itu perlahan meredup, bahkan menghilang.

Sebaliknya, publik menyaksikan momen hangat antara Gibran dan Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno – tokoh yang sebelumnya berada di balik wacana pemakzulan tersebut. Dalam peringatan HUT Pancasila, Gibran terlihat menghormati beliau dengan penuh takzim, bahkan mencium tangannya. Tak berhenti di situ, Gibran kemudian mengunjungi kediaman Try Sutrisno, mengantarkan undangan resmi untuk hadir di HUT RI ke-80 di Istana Merdeka.

Sikap itu adalah bukti nyata bahwa adab menjadi kekuatan terbesar Gibran. Ia menempatkan persatuan bangsa di atas kepentingan pribadi. Ia membuktikan, politik bukan sekadar arena perebutan kekuasaan, melainkan ruang untuk membangun kebersamaan, mengedepankan persaudaraan, dan memperjuangkan keadilan sosial.

Penutup

Badai memang tak mungkin selamanya berlalu. Namun kali ini, sejarah mencatat, badai yang menghantam Gibran justru meninggalkan pelajaran: bahwa kebenaran tidak akan redup oleh kezhaliman, keserakahan, dan ketamakan. Kini, cahaya kebenaran mulai bersinar, lembut tapi pasti, semakin terang dan jelas.

Dan cahaya itu bernama Gibran Rakabuming Raka – pemimpin muda yang sedang menapaki jalan panjang pengabdian untuk Ibu Pertiwi.

 

Komentar Via Facebook :