Dikonfirmasi Ke Kanwil Menkumham Sulit Ditemui
Otak Pengendali Jaringan Narkoba Ternyata Warga Binaan Lapas Pekanbaru

Ilustrasi Jenis Shabu
PEKANBARU AKTUALDETIK.COM - Dua Orang Warga Binaan Lapas Pekanbaru diduga otak pengendali jaringan narkoba Internasional, ki ini barang bukti seberat 7kg Shabu berhasil diamankan oleh Polres Dumai, sebagaimana berdasarkan hasil tangkapan pihak polresta kota Dumai baru-baru ini, dikutip dari media online Riau posisi.co 26/2/2020.
Dua orang tersebut juga dikatakan merupakan suami isteri yang sedang menjalani hukuman akibat kasus yang sama, yakni terkait narkoba. Kedua otak pengendali jaringan Narkoba itu disebut mengendalikan empat ( 4) orang kurir yang berhasil di tangkap oleh pihak kepolisian kota Dumai.
Polres Dumai berhasil membongkar sindikat narkoba jaringan internasional yang dikendalikan warga binaan Lapas Pekanbaru. Empat kurir dan dua otak pelaku diamankan dalam tangkapan yang berhasil mengamankan 7 kg narkoba jenis sabu-sabu tersebut. Empat kurir tersebut adalah AM (27) warga Dumai, PA (28) warga Dumai, AP (30), dan LS (22) warga Pekanbaru. Sedangkan dua otak pelaku pengendali jaringan tersebut merupakan suami istri EP (27) dan NT (29). EP diketahui merupakan warga binaan Lapas Pekanbaru yang sedang menjalani hukuman atas kasus yang sama, narkoba. Ia di hukum selama lima tahun.
Kapolres Dumai AKBP Andri Ananta Yudhistira mengatakan penangkapan berawal pada Kamis (20/2) sekitar pukul 17.00. Tim khusus yang dipimpin Wakapolres Dumai Kompol Alex Sandi Siregar mendapatkan informasi dari masyarakat akan ada masuk narkoba jenis sabu-sabu dari seberang menuju pelabuhan tikus yang ada di daerah Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai. Narkoba akan langsung dijemput seseorang dengan mengendarai sepeda motor.
"Pada Jumat (21/2) dini hari, tim khusus beserta anggota berhasil mengidentifikasi kurir yang akan menjemput narkoba tersebut. Langsung dilakukan pengejaran dan penangkapan dan berhasil mengamankan AM (27) yang sedang membawa 7 bungkus besar diduga sabu-sabu mengendarai sepeda motor dengan nomor polisi BM 2004 JT di Jalan Arifin Achmad, Mundam, Medang Kampai," ujarnya.
Ia mengatakan dari hasil interogasi AM diketahui dia menjadi kurir atas perintah via telepon dari tersangka EP (warga binaan) dan NT untuk menjemput narkoba tersebut.
"Pelaku mengaku nantinya akan ada seseorang lagi yang akan mengambil narkoba tersebut dari tangannya dengan perjanjian akan diberikan upah sebesar Rp20 juta. Namun baru diberikan melalui transfer ke bank BCA sebesar Rp10 juta," tuturnya.
Kapolres Dumai menjelaskan, selanjutnya tim melakukan pengembangan pada Jumat (21/2) sekitar pukul 14.07. Tim khusus berhasil melakukan penangkapan terhadap pelaku berinisial PA yang akan mengambil narkoba dari AM di parkiran belakang wisma di Jalan Diponegoro.
Untuk memastikan perihal warga binaan Lapas Pekanbaru yang ternyata justru Otak pengendali jaringan Narkoba tersebut, awak media ini berkali-berkali ingin konfirmasi dengan pihak bidang Devisi Masyarakat kanwil menkumham Riau, namun hingga berita ini dimuat, pihak Humas maupun Divisi Pemasyarakatan Kanwil menkumham Riau sulit ditemui.
,"Saya minta nomor kontak saja pak, karena bagian humas kita ( Koko_red) masih sedang memimpin rapat, agar nanti beliau bisa hubungi," Kata Adi yang mengaku staf kehumasan.
Hingga dua hari berikutnya, awak media belum menerima komunikasi dari pihak kehumasan Kanwil menkumham Riau, dan awak media mencoba kembali memastikan pihak Kanwil menkumham Riau terkait tanggapanya atas warga binaan lapas Pekanbaru yang justru menjadi otak pengendali jaringan Narkoba, namun lagi-lagi pihak yang berkompeten tidak berada ditempat.
, "Maaf Pak, Pak Koko sedang keluar rapat, dan kami tidak tau rapat dimana, " Kata Rini seorang reception Kanwil menkumham Riau.
Menurut pakar akademisi Riau, khususnya dari ahli Hukum Pidana, Dr. M. Nurul Huda, S. H., M. H saat diminta komentarnya atas permasalahan yang sudah mengancam generasi bangsa ini mengatakan bahwa hal ini sangat mengindikasikan betapa permasalahan Narkoba Riau sudah sangat parah dan mengancam keberlangsungan kehidupan pergaulan remaja dan generasi muda.
, "Sebenarnya pihak lapas gk boleh kalah bg. tapi ya begitu mafia narkoba itu sulit diberantas karena beberapa kasus jaringannya sangat rapi dan sulit terdeteksi. solusinya mmg lapas narkotika itu ada tersendiri bg... sehingga memudahkan utk dipantau oleh petugas, " Tulis Nurul Huda.
Awak media ini juga memohon komentar dari tokoh Lembaga Adat Melayu ( LAM) Riau melalui Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau Datok Al Azhar, dengan pertanyaan yang berhasil terkirim kenomor akun WA Datok itu, namun hingga berita dimuat Datok Al Azhar belum menjawab.
Editor : Feri Sibarani
Komentar Via Facebook :